APAKAH ISLAM KALAH….?
Sejak dimulai pendaftaran Calon Gubernur DKI
kemarin sudah ramai menjadi pembicaraan masyaraka tkhususnya masyarakat dari kalangan umat
Muslim, berita ini ramai dibicarakan baik dimedia social/sosmed mulai dari facebook, WA
dll, maupun diberbagai media baik media elektronik maupun media
cetak,karena pada pencalonan Gubernur DKI kali
ini kebetulan ada salah satu pasangan calon yang berasal dari kalangan umat Non muslim.
Sehingga sebagian masyarakat yang beragama Muslim
beranggapan umat muslim tidak boleh memilih calon pemimpin dari orang non
muslim,alasan mereka berdasarkan pada Firman Allah didalam Al-qur’an Surat
Al-ma’idah ayat 51.
Berita tersebut menjadi tambah ramai lagi ketika ada isu dugaan penistaan
agama yang diduga dilakukan oleh Basuki Cahaya Purnama (AHOK), bahkan tidak hanya itu saja akibat dari adanya isu dugaan penistaan
agama itu menyebabkan banyak masyarakat muslim yang marah yang
akhirnya melakukan aksi bela islam dengan turun kejalan menuntut agar
terduga dutuntut hukuman atas perbuatanya itu. Tidakhanya samapai disitu saja
,pada hari pelaksanaan pemilihan atau hari H,
juga masih banyak postingan baik difacebook maupun WA yang
meneriakkan ajakan untuk mendukung kemenangan umat muslim dan ajakan untuk mendo’akan kemenangan uma tmuslim.
Namun ironisnya ketika selesai dilakukan pencoblosan dan dari hasil penghitungan cepat
yang bersifat sementara/Quick Qount ternyata justru Calon yang berasal darikalangan
non muslimlah yang memperoleh suara terbanyak, dan disaat itu pula
banyak masyaraka tdari umat muslim yang
menunjukan sikap pesimis dengan beranggaapan bahwa kemenangan Ahok yang
notabene dar igolongan non muslim sebagai kekalahan dar iumat Islam yang merupakan
umat terbesar dinegeri ini. Yang menjadi pertanyaan sudah se-pesimis itukah mat
muslim dinegeri ini terhadap Agama islam yang merupakan agama
terbesar dinegeri ini?. Hal inisungguh disayangkan jika ini yang
benar-benar terjadi pada masyarakat muslim dinegeri ini. Karena sesungguhnya Islam
tidak pernah mengajarkan sikap pesimis kepada umatnya,
justru sikap pisimis itu dilarang didalam islam, sebagaimana diterangkan dalam
A-qur’an SuratAz-zumar ayat 53 yang artinya:
“Katakanlah: "Haihamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlahkamuberputusasadarirahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.bahkan Allah mencela sikap
pesimis termasuk sikap orang-orang yang sesat sebagaimana diterangkan dalam
Al-qur’ansurat Al-Hijrayat :56 yang artinya: “Ibrahim berkata:"Tidak ada orang yang
berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat."Dan dalam ayat yang lain Allah juga mencela orang-orang yang
berputus asa termasuk orang yang kafir sebagaimana dijelaskan dalam surat yusuf ayat 7
yang artinya: “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf
dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah, melainkan kaum yang kafir."
Namun sebaliknya Islam
justru memerintahkan umatnya untuk selalu optimis sebagaimana diterangkan dalam
Al-qur’an Surat Ar-ra’dayat 11 yang artinya: “Allah
tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri”. Juga diterangkan dalam hadis Nabi berikut yang
artinya: “"Sesungguhnya Allah menjadikan rahmat
(kasih sayang) seratus bagian, maka dipeganglah di sisi-Nya sembilan puluh
sembilan bagian dan diturunkannya satu bagian untuk seluruh makhluk-Nya,
sekiranya orang-orang kafir mengetahui setiap rahmat (kasih sayang) yang ada di
sisi Allah, niscaya mereka tidak akan berputus asa
untuk memperoleh surga, dan sekiranya orang-orang mukmin mengetahui setiap
siksa yang ada di sisi Allah, maka ia tidak akan merasa aman dari neraka.".
Dengan demikian pantaskah kita memperhatikan kekafiran orang lain namun
yang kita lakukan sendiri tanpa kita sadari karena sikap pesimis kita tenyata justru
menjadikan termasuk dari perbuatan orang-orang yang
sesat dan orang-orang kafir sebagaiman dijelaskan dalam ayat diatas.
Oleh karena itu buanglah sikap pesimis dari diri kita agar
kita tidak termasuk orang-orang yang sesat.Karena kekalahan Umat muslim bukanlah ditentukan dengan kalahnya calon Gubernur dalam pilkada
DKI. Kekalahan calon Gubernur DKI dari kalangan umat Muslim
bukanlah ukuran kekalahan umat muslim dinegeri ini, umat muslim dinegeri ini banyak tersebar diseluruh nusantara tidak hanya di
DKI
saja,jadi kekalahan umat muslim dijakarta bukan bearti kekalahan umat muslim dinegeri ini.
Karena pada hakikatnya keklahan umat Islam yang
sebenarnya adalah ketika Nilai-nilaiajaran agama islam sudah tidak lagi memegang peranan dalam kehidupan masyarakat dinegeri ini bahkan sudah dilupakan oleh masyarakat dinegeri ini,
inilah hakikat kekalahan Islam yang sebenarnya.
Namun sebaliknya ketika Nilai-nilai ajaran Islam
masih memegang peranan dalam mengatur kehidupan masyarakat ,bangsa dan Negara ini bearti
Islam masih menang dan Islam tidak kalah. Jadi apalah artinya kemenagan Islam
jika kejahatan, kemaksiatan dan kedholiman merajalela.
Oleh karen aitu marilah kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa ini dalam kerangka kesatuan
NKRI, karena bangsa ini tidak hanya terdiri dari umat muslim saja namun terdiri dari berbagai macam suku dan
agama yang harus saling menghormati, karena Islam
juga mengajarkan untuk tetap saling menghormati sekalipun terhadap agama lain
selama mereka mau berdamai dan tidak memusuhi agama Islam
sejarah telah membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW
membuat Piagam Madinah itu tidak lain adalah untuk menjaga kerukunan antar umat beragama
dan Al-qur’an-pun juga mengajarkan seperti itu seperti yang tertera dalam surat
Al-kafirun yang artinya: “Untukmuagamamu, danuntukkulah,
agamaku” ini berarti kita tidak boleh menganggu satu sama lain, dengan demikian“NKRI
HARGA MATI”
Wallahua’lam
By: SUJIMAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar