NASEHAT DARI KEMATIAN
إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ
شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ
إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ
رَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلّمْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ
.
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا
تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
فَقَالَ اللهُ
تَعَالَى
: وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ -٥٦-
Jama’ah shalat jum’at rahimakumullah ….
Alhamdulillah,
segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam, yang dengan rahmat dan
karunia-Nya kita dapat berkumpul di masjid yang mulia ini pada momentum shalat
Jumat kali ini. Rahmat dan karunia ini harus kita syukuri karena bersyukur
adalah perbuatan yang diutamakan dalam agama Islam. Bersyukur tidak hanya
berhenti pada ucapan, tetapi juga terwujud dalam tindakan kita sehari-hari.
Dengan bersyukur, kita akan melihat banyak nikmat yang mungkin sering
terlupakan. Bahkan dalam tantangan dan cobaan, terdapat hikmah yang bisa kita
ambil, dan itulah sebabnya kita harus selalu bersyukur.
Selanjutnya,
mari kita tingkatkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW dengan
memperbanyak shalawat dan salam kepadanya. Nabi adalah teladan terbaik bagi
kita yang senantiasa memberikan tauladan dalam laku dan ajarannya.
Selanjutnya,
khatib juga menyampaikan wasiat kepada seluruh jamaah wabil khusus kepada diri
khatib pribadi untuk menguatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. Takwa yaitu:
اِمْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابُ نَوَاهِيِّيْ سِرًّا
وَعَلَانِيَّةً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا
Melaksanakan
segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya baik dalam keadaan sepi
maupun ramai, lahir dan juga batin. Dengan ketakwaan yang tertanam dalam diri
kita, maka kehidupan akan senantiasa berada dalam jalan Allah swt.
Ma’asyiral Muslimin
jamaah Jumat rahimakumullah,
Tanpa terasa dan tanpa kita sadari
ternyata hari ini kita sudah berada dibulan desember yakni bulan yang merupakan
penghujung dari tahun 2023 ini. Dengan demikian tidak lama lagi kita akan
meninggalkan tahun ini dan akan memasuki tahun yang baru, yakni tahun 2024.
Dengan bergantinya tahun maka bertambahlah usia kita, dan dengan bertambahnya
usia maka berkuranglah umur kita dan dengan berkurangnya umur tentunya menjadi semakin
dekatlah kita dengan ajal atau kematian. Oleh karena itu yang harus kita persiapkan
adalah bekal untuk menghadapi datangnya kematian. Karena setelah kematian,
bukan berarti kehidupan telah berakhir dan berhenti sampai disini, namun masih ada
kehidupan lagi setelahnya yakni kehidupan yang abadi, kehidupan ini adalah
kehidupan diakhirat. Di akhirat inilah kita akan menerima balasan atas semua
perbuatan yang telah kita lakukan selama hidup didunia fana ini.
Ma’asyiral
Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,
Sebagai umat muslim yang hidup ditanah jawa, saya selaku khotib ingin mengajak jama’ah sekalian untuk mengambil pelajaran dari sebuah tradisi yang menjadi nasehat dari para orang tua yang ingin disampaikan kepada kita, agar kita semua ingat akan kematian dan mempersiapkan bekal untuk menghadapinya..
Nasehat ini dapat kita temui Saat kita sedang
bert’ziah pada saudara kita yang meninggal dunia, pada saat itu dapat kita
lihat dan kita saksikan ada sebuah tradisi yang penuh makna, yang mana dibawah pembaringan mayit tepatnya di bagian kepala
mayit dinyalakan sebuah lampu tradisional yang dalam bahasa
jawanya disebut dengan nama DILAH, adanya tradisi semacam ini
menandakan bahwa para orang kita dahulu ingin memberikan nasehat kepada kita
yang masih hidup di dunia ini, Nasehat yang ing disampaikan diantaranya :
Yang
pertama : DILAH dalam bahasa arab
berasal dari kata ABDILLAH yang artinya Hamba Allah. Mengisyaratkan
bahwa sebagai hamba Allah kita harus senantiasa menghambakan diri dengan
mengabdi dan beribadah kebada Allah, karena tujuan Allah menciptakan kita semua
tidak lain hanyalah untuk beribadah kepadanya, sebagaimana dijelaskan oleh
Allah melalui firmanya didalam Al-qur’an surat Adz-dzaariyat ayat 56
وَمَا
خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
Yang Kedua : Seberapa lama DILAH
menyala sangat tergantung dari minyak tanah yang diisikan. Jiki diisi dengan
penuh maka akan menyala lebih lama, dan jika minyak yang diisikan hanya
setengah maka maka DILAH akan menyala dalam waktu yang hanya sebantar.
Ini mengisyaratkan tentang kehidupan manusia. Bahwa manusia ada yang mati
diusia anak-anak, ada yang mati diusia dewasa bahkan ada yang sudah sampai tua
renta. Karena semua sudah ditentukan sesuai dengan batas umur yang telah ditapkan
oleh Allah swt.
Sebagaimana
telah dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam Bukhori dan
Muslim
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ
خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ
عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ،
ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ
بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ
وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ.
Artinya : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut
ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi
setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama
empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan
padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan
rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya.
Yang ke tiga :
DILAH ketika sudah dinyalakan, baik dinyalakan dimalam hari sehingga
nyalanya bisa bermanfaat untuk menrangi ruangan yang gelap, maupun dinyalakan
di siang hari yang terang sehinga nyalanya tidak memberi manfaat apapun. Keduanya
akan sama yaitu sama-sama mati setelah minyak tanah yang disikan tadi habis.
Ini mengisaratkan bahwa umur yang diberikan Allah kepada kita ini meskipun
hanya kita gunakan untuk bersenang-senang menuruti hawa nafsu atau bermaksiat,
maupun yang kita gunakan untuk sibuk beribadah kepada Allah swt, ketika sudah
sampai pada batas umur yang telah ditetapkan Allah maka semua akan sama-sama mati.
Bukan berarti ketika hidup kita lebih banyak bersenang-senang kemudian dapat
memperpanjang umur kita, atau sebaliknya ketika kita hanya disibukan dengan beribadah
membuat kita cepat mati.
Oleh karena
itu mumpung kita masih diberikan umur panjang oleh Allah swt, marilah kita
manfaatkan sebaik mungkin umur ini untuk beribadah dan beramal sholeh. Sebab dialam kubur sana ada jutaan orang yang
ingin dihidupkan kembali kedunia hanya ingin beribadah dan beramal sholeh.
Sebagaimana dijelaskan didalam Alqur’an surat Al-Munafiqun ayat 10
وَأَنفِقُواْ مِن مَّا رَزَقۡنَٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ
أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوۡلَآ أَخَّرۡتَنِيٓ إِلَىٰٓ أَجَلٖ
قَرِيبٖ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Dan
belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya
Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
saleh?"
Dari ayat ini
sangat jelas bahwa orang yang sudah kedatangan ajalnya merasa menyesal karena
tidak memanfaatkan umurnya untuk beribadah dan beramal kepada Allah swt sehinga
ketika sudah sampai pada ajalnya mereka berharap dan meminta kepada Allah untuk
ditangguhkan meskipun hanya sebentar agar dengan waktu sebentar tersebut mereka
dapat beramal dan termasuk orang-orang yang sholeh.
Yang Keempat :
DILAH berfungsi sebagia DULOH atau PENERANG,
dalam bahasa arab berasal dari kata HUDALLAH yang memiliki arti PETUNJUK
ALLAH. Ini merupakan nasehat baagi kita semua dalam menjalani hidup ini agar
senantiasa mengikuti petunjuk Allah yakni Al-qur’an dan Al-haddits agar
hidup kita terang dan selamat didunia maupun di akhirat.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَرَكْتُ
فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ
وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
"Telah aku tinggalkan untuk
kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh
dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya." (HR. Imam Malik)
Ma’asyiral Muslimin
jamaah Jumat rahimakumullah,
Begitu pula
pada saat mayit diberangkatkan ke kuburan diiringi dengan menaburkan Beras
Kuning dan Uang Logam atau Uang Receh. Beras
menggambarkan harta. dan warna
kuning yang merupakan warna emas menggambarkan perhiasan. Memiliki
makna bahwa harta hanyalah perhiasan atau kesenangan hidup manusia didunia,
maka setelah kita mati semua itu tidak lagi berguna kecuali harta yang kita belanjakan
dijalan Allah.
Allah
SWT Berfirman :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ
النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ
وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِۗ ذَٰلِكَ
مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَاۖ وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak]
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga). QS : Ali imran ayat 14
Oleh sebab itu jangan sampai
kecintaan kita terhadap harta membuat kita lupa dari mengingat Allah
Ma’asyiral Muslimin
jamaah Jumat rahimakumullah,
Beras yang
asalnya berwarna putih karena diberi warna sehingga berubah menjadi Kuning
agar bisa kembali Putih maka beras tersebut harus dicuci. Ini memiliki
makna bahwa harta yang kita miliki masih terdapat hak Allah maka harus kita
keluarkan zakat dan infaqnya agar bisa menjadi harta yang suci.
Allah SWT
Berfirman :
خُذْ
مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا
Ambillah zakat dari sebagian
harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan QS : At-taubah
ayat 103
Adapun Uang
Logam atau Uang receh memiliki makna bahwa kehidupan dunia ini nilainya hanyalah sedikit dan rendah dibanding
kehidupan diakhirat
Allah SWT
Berfirman :
فَمَا مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا فِي
ٱلۡأٓخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ
Padahal kenikmatan hidup di dunia
ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. QS.
At-taubah ayat 38
Jadi Harta
yang tidak kita keluarkan zakat atau infaknya, maka setelah kita mati harta
tersebut tidak bernilai kecuali harta yang kita belanjakan dijalan Allah.
Allah SWT
Berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ
أَنفِقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ يَوۡمٌ لَّا بَيۡعٌ فِيهِ
وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَٰعَةٌ
Hai orang-orang yang beriman,
belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan
tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim. QS:
Al-Baqarah Ayat 254
Ma’asyiral Muslimin
jamaah Jumat rahimakumullah,
Adapun Menabur-Naburkan
Beras Kuning Dan Uang Logam tersebut memberikan nasehat bahwa Harta yang
kita kumpulkan namun tidak kita keluarkan zakatnya, tidak akan berguna sama
sekali untuk bekal hidup diakhirat..Bahkan diakhirat nanti harta tersebut Justru
akan menjadi alat untuk menyiksa kita.
Allah SWT
berfirman :
يَوْمَ
يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ
وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْۖ هَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا
كُنتُمْ تَكْنِزُونَ
pada hari dipanaskan emas
perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung
dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu
yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari)
apa yang kamu simpan itu." QS: At-Taubah ayat 35
Ma’asyiral Muslimin
jamaah Jumat rahimakumullah,
Tidak cukup sampai disini, setelah
mayit sampai dikuburanpun masih kita dapati lagi sebuah nasehat. Bahwa sesampainya
mayit dikuburan disana disediakan gumpalan tanah yang digunakan sebagai
pengganjal untuk memiringkan tubuh mayit. Gumpalan Tanah tersebut dinamai
dengan nama GELU yang merupakan singkatan dari Ngugemi Perkoro Telu.
Artinya memegang teguh tiga perkara Ini merupkan nasehat bagi kita semua.
Bahwa pada saat kita meninggal Harta yang banyak, sawah ladang yang luas, mobil
mewah, Rumah megah, Jabatan yang tinggi tidak akan di bawa mati, Begitu pula
dengan anak istri yang kita sayangi sekalipun tidak akan lagi mau menemani kita,
karena setelah mati, kita sudah tidak dibutuhkan lagi oleh mereka. Harta yang
kita cari dan kita kumpulkan dengan susah payah, bekerja siang malam tanpa
mengenal lelah, maupun keluarga yang kita sayangi dan kita bangga-banggakan
semua akan meninggalkan kita, kecuali amal kita yang akan tetap bersama kita
dialam kubur sana.
Dari Anas bin Malik RA, dia berkata, "Rasulullah SAW
telah bersabda :
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ
ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ
وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
'Ada tiga hal yang akan mengiringi mayit
ke liang kubur, yang dua akan kembali
pulang dan
yang satu akan tetap bersamanya. Sesungguhnya mayit itu akan diiringi keluarga, harta, dan amal perbuatannya menuju liang kuburnya. Keluarga dan hartanya akan kembali ke rumah, sedangkan amal perbuatannya akan tetap
tinggal menemaninya.HR.
Imam MUSLIM
Ma’asyiral Muslimin
jamaah Jumat rahimakumullah,
Setelah kita mati semua akan kita tinggalkan, dan kita
hanya akan NGUGEMI PERKORO TELU dan ini lah yang akan selalu mengikuti
kita, PERKORO TELU atau TIGA PERKARA Tersebut Yakni: Shodaqoh
jariyah, Ilmu yang memberi manfaat dan Anak Sholeh
yang selalu mendoakan kita.
Dari
Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Artinya
: "Apabila seseorang telah meninggal dunia maka terputuslah
semua amal perbuatannya, kecuali tiga perkara, yaitu, sedekah jariah,
ilmu yang bermanfaat, anak shalih yang selalu
mendoakannya" (HR.Imam Muslim)
Oleh sebab itu marilah kita mempersiapkan
diri terutama tiga perkara ini untuk menghadapi datangnya kematian. Agar kita
termasuk orang yang selamat didunia sampai di akhirat nanti. Amin.
أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah
Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا
بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه
نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ
رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ
مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ
بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ
نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ
وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ
وَقَهْرِ الرِّجَالِ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
untuk Donwload fail silahkan klik fail Khutbah atau jika tidak bisa silahkan klik DISINI