UKG tahun 2015 yang dilaksanakan secara nasional merupakan pelaksanaan UKG yang ditujukan untuk pemetaan kompetensi guru dan entry point program pembinaan dan pengembangan profesi guru dalam
bentuk kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Penanggungjawab utama pelaksanaan UKG adalah Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan yang menugaskan PPPPTK, LPPKS, LPPPTK-KPTK,
bekerjasama dengan LPMP, Dinas pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Hasilnya akan diinformasikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai dasar dalam penentuan program pembinaan guru.
Hasil UKG tahun 2015 ini akan diintegrasikan dengan program Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebagaimana diamanatkan dalam Permenpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009 sebagai persyaratan kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru. Pengembangan keprofesian berkelanjutan dikoordinasikan oleh PPPPTK berdasarkan identifikasi peta kompetensi guru yang diketahui dari hasil UKG .
UKG ini akan menjadi agenda rutin bagi guru untuk mengetahui level kompetensi guru sebagai bahan pertimbangan kegiatan peningkatan profesi guru. Dengan demikian, guru nantinya diharapkan tidak resisten terhadap UKG dan akan menjadi terbiasa selalu ingin mengetahui level kompetensi
melalui UKG dan senantiasa menginginkan kompetensinya untuk diukur secara berkala.
Hasil UKG ini selain digunakan sebagai dasar dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan dan penilaian kinerja guru, digunakan juga sebagai informasi awal untuk menganalisis lembaga pendidikan guru. Untuk itu, sistem dan mekanisme pelaksanaan UKG akan disempurnakan dan dikembangkan secara terus menerus guna memberikan kontribusi dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan
pendidikan.
Adapun jadwal pelaksanaan UKG th 2015 ini akan dilaksanakan secara serempak mulai tanggal 9 s/d 27 November 2015 secara bergelombang untuk melihat jadwal UKG 2015 Kab.Lamongan bisa di lihat disini atau disini
Runing Teks
Kamis, 29 Oktober 2015
Selasa, 05 Mei 2015
Senin, 04 Mei 2015
Jumat, 20 Maret 2015
Minggu, 01 Maret 2015
Anak berkebutuhan khusus
Apa itu anak berkebutuhan khusus?
Selama ini diantara kita para guru di sekolah
umum masih tidak sedikit yang kurang memahami arti sebenarnya dari anak berkebutuhan khusus.
semua difahami dengan terbatas tanpa memandang arti yang jelas, dari ‘kebutuhan
khusus’ tersebut, karena kata ‘khusus’ cenderung diartikan juga sebagai
‘seragam yang khusus’ tanpa memperhatikan bahwa kebutuhan khusus membawa
implikasi bahwa kebutuhan seseorang dengan orang lainnya itu berbeda, dan tidak
bisa diseragamkan. Dan tidak sedikit diantara kita yang masih beranggapan bahwa
anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang ada di sekolah Inklisif dan
anak-anak yang memiliki cacat visik
ataupun mental seperti, tuna rungu, tuna netra dan tuna wicara, Sehingga ini
akan memunculkan anggapan bahwa disekolah-sekolah Negeri atau sekolah umum
tidak ada siswa yang berkebutuhan khusus. dengan tanpa memahami pengertian yang
sebenarnya dan juga siapa saja dan bagaimana ciri-ciri daripada anak yang
berkebutuhan khusus tersebut. Padahal pengetahuan tentang berbagai macam
kategori dan ciri dari anak berkebutuhan khusus ini juga sangat penting bagi
kita, sebab melalui pengetahuan ini kita akan dapat mengetahui apakah di
sekolah kita juga memiliki siswa dalam kategori berkebutuhan khusus tersebut ?
sehingga kita dapat memikirkan apa yang perlu dilakukan didalam menangani siswa
yang menunjukkan ciri-ciri anak berkebutuhan yang ada disekolah kita.
Apa itu anak berkebutuhan khusus?
Adapun pengertian Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang mengalami
keterbatasan/keluarbiasaan baik fisik,
mental-intelektual, sosial, maupun emosional yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.
Siapa
saja dan bagaimana ciri-ciri anak berkebutuhan khusus ?
1.
ANAK DISABILITAS
PENGLIHATAN
Ciri-ciri atau tanda-tanda anak low vision:
- Mata tampak merah.
- Bola mata tampak keruh
(putih-putih ditengah), dan
kadang-kadang
seperti mata kucing (bersinar).
- Bola mata bergerak sangat cepat.
- Penglihatan hanya
mampu merespon terhadap cahaya, benda ukuran besar dengan warna mencolok.
- Memicingkan mata pada saat terkena sinar matahari.
- Melihat obyek, menonton televisi, membaca buku atau melihat gambar di buku sangat
dekat.
- Menonton televisi sangat dekat.
- Bila berjalan ditempat yang belum dikenal sering tersandung dan
menabrak.
- Pada saat matahari tenggelam tidak bisa melihat jelas (rabun
senja).
- Sering membentur-benturkan kepala ke tembok.
Ciri-ciri atau tanda-tanda anak buta total:
- Tidak mampu melihat
cahaya.
- Kerusakan nyata pada
kedua bola mata.
- Sering meraba-raba bila mencari sesuatu benda dan
jika berjalan sering menabrak dan tersandung.
- Bagian bola mata tampak jernih tetapi tidak bisa melihat
cahaya maupun
benda.
- Sering menekan bola mata dengan jari
2. ANAK
DISABILITAS PENDENGARAN
Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan disabilitas
pendengara
- Tidak menunjukkan reaksi terkejut terhadap bunyi-bunyian atau
- Tidak menunjukkan reaksi terkejut terhadap bunyi-bunyian atau
tepukan tangan yang keras pada jarak satu meter.
- Tidak bisa dibuat tenang dengan suara ibunya atau
pengasuh.
- Tidak bereaksi bila dipanggil namanya atau acuh tak
acuh terhadap
suara sekitarnya.
- Tidak mampu menangkap maksud orang saat berbicara
bila bertatap muka.
- Tidak mampu mengetahui arah bunyi.
- Kemampuan bicara tidak berkembang.
- Perbendaharaan kata tidak berkembang.
- Sering mengalami infeksi di telinga.
- Kalau bicara sukar dimengerti.
- Tidak bisa memperhatikan sesuatu untuk jangka waktu
tertentu.
- Kelihatan seperti anak yang kurang menurut atau
pembangkang.
- Kelihatan seperti lamban atau sukar mengerti.
3. ANAK DISABILITAS
INTELEKTUAL
Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan disabilitas
intelektual :
- Ada tiga jenis anak dengan disabilitas intelektual
yaitu ringan (mampu didik), sedang
(mampu latih), dan berat (mampu rawat).
- Wajah ceper, jarak kedua mata jauh, hidung pesek,
mulut terbuka, lidah besar.
- Kepala kecil/besar/datar.
- Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usianya atau
semua harus dibantu orang lain.
- Perkembangan bicara/bahasa terlambat atau tidak dapat
bicara.
- Kurang atau tidak dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan.
- Sering keluar ludah (cairan) dari mulut.
4. ANAK
DISABILITAS FISIK
Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan disabilitas
fisik :
- Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh.
-
Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak
lentur/tidak terkendali).
-
Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih
kecil dari biasa.
-
Terdapat cacat pada alat gerak.
-
Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam.
-
Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal.
5. ANAK
DISABILITAS SOSIAL
Ciri-ciri
atau tanda anak tunalaras antara lain:
- Bersikap membangkang
dan suka berbohong.
- Mudah terangsang
emosinya/emosional/mudah marah.
- Sering melakukan
tindakan agresif, merusak, dan mengganggu.
- Sering bertindak
melanggar norma sosial/norma susila/norma hukum.
- Kurang/tidak mampu
menjalin hubungan dengan orang lain.
- Mempunyai perasaan
yang tertekan dan selalu merasa tidak bahagia.
6. ANAK DENGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN
HIPERAKTIF
Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan gangguan
pemusatan
perhatian dan hiperaktif :
- Inatensi atau kesulitan memusatkan perhatian, seperti
tidak mau mendengar, gagal
menuntaskan tugas-tugas, sering menghilangkanbenda-benda, tidak dapat
berkonsentrasi, perhatiannya mudah terganggu,
suka melamun, pendiam, harus diingatkan dan diarahkan terus-menerus.
- Impulsif atau kesulitan menahan keinginan, seperti
terburu-buru saat mendekati sesuatu, tidak teliti, berani mengambil risiko,
mengambil kesempatan tanpa pikir panjang, sering mengalami celaka atau luka, tidak
sabar, dan suka interupsi.
- Hiperaktif atau kesulitan mengendalikan gerakan, seperti sangat sulit istirahat, tidak dapat
duduk lama, bicara berlebihan, menggerakkan jari-jari tak bertujuan (usil),
selalu bergerak ingin pergi atau meninggalkan tempat, mudah terpancing, dan
banyak berganti-ganti posisi/gerakan.
7. ANAK DENGAN GANGGUAN SPEKTRUM AUTISMA
Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan gangguan
spektrum
autisma:
- Ciri atau tanda anak spektrum autis bervariasi yang
meliputi 3 bidang yaitu: gangguan
komunikasi/wicara, interaksi sosial, dan gerakan berulang-ulang (stereotipi) dengan derajat ringan sampai berat.
- Usia 0 – 2 tahun: anak jarang menangis atau sering
menangis tanpa sebab (iritable), sulit bila digendong karena gerakan tangan dan
kaki berlebihan, tidak ada kontak mata,
tidak ditemukan senyum sosial (merespon/membalas senyum orang lain disekitarnya), terkadang
ada fase perkembangan motorik yang terlewati seperti anak tidak melewati fase merangkak tapi langsung berdiri/lari, menggigit tangan dan anggota orang lain secara berlebihan.
- Usia 2 – 3 tahun: anak tidak tertarik bersosialisasi
dengan anak lain, melihat orang sebagai benda, kontak mata terbatas, tertarik
pada benda tertentu, tidak menyukai sentuhan/dipeluk, marah bila rutinitas yang biasa dikerjakan
diubah, menyakiti diri sendiri, dan agresif.
- Anak sangat lambat bicara atau tidak bisa sama sekali
, mengeluarkan suara yang aneh tanpa makna, mengulang-ulang ucapan lawan
bicara, berbicara tapi tidak untuk berkomunikasi.
- Ditanya tidak bisa menjawab, bahkan mengulang
pertanyaannya.
- Tidak bisa berkomunikasi dua arah dan tidak menatap
mata lawan bicaranya.
Kalau dipanggil tidak mau menengok.
- Merasa tidak nyaman dalam keramaian, misalnya pesta
ulang tahun, perkawinan, dan lain
sebagainya.
- Merasa lebih nyaman bila main sendiri
- Berperilaku aneh seperti jalan berjinjit-jinjit,
berputar-putar, lompat-lompat, mondar-mandir tak bertujuan.
- Sering melihat dengan mata yang miring.
- Kelekatan dengan benda tertentu, sehingga kemana-mana
harus membawa benda tersebut.
- Mengamuk hebat kalau tidak mendapatkan keinginannya.
- Tertawa/menangis/marah tanpa sebab yang jelas.
- Tidak ada rasa empati.
- Ada kebutuhan untuk mencium-cium sesuatu dan memasukan
segala benda yang dipegangnya ke dalam
mulut atau digigit-gigit.
-
8. ANAK DENGAN GANGGUAN GANDA
-
Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan gangguan ganda:
- Memiliki perpaduan dua hambatan atau lebih, misalnya disabilitas
penglihatan
dengan gangguan spektrum autisma, disabilitas penglihatan
dengan disabilitas pendengaran, down syndrome/disabilitas intelektual dengan disabilitas pendengaran,
dan lain sebagainya.
- Memiliki hambatan dalam berinteraksi sosial.
- Memiliki kemampuan yang sangat terbatas dalam mengekspresikan atau
mengerti orang lain.
- Pada umumnya mengalami keterlambatan perkembangan fisik dan
motorik.
- Sering berperilaku aneh dan tidak bertujuan, misalnya
menggosok-gosokan jarinya ke wajah, melukai diri (membenturkan kepala), mencabuti rambut, dan sebagainya.
- Seringkali tidak mampu mengurus kebutuhan dasar mereka sendiri seperti
makan, berpakaian, buang air kecil, dan lain sebagainya.
- Jarang berperilaku dan berinteraksi secara konstruktif.
- Dibalik keterbatasan-keterbatasan di atas, anak tunaganda
mempunyai ciri-ciri positif
seperti ramah, hangat, punya rasa humor,
keras hati dan berketetapan hati.
9. ANAK LAMBAN BELAJAR
Ciri-ciri atau tanda-tanda anak lamban belajar:
- Fungsi pada kemampuan dibawah rata-rata kelas.
- Rata-rata prestasi belajar selalu rendah.
- Dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat
dibandingkan teman-teman seusianya.
- Daya tangkap terhadap pelajaran lambat.
- Butuh waktu lama dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas
akademik dan non akademik.
- Lebih suka berteman dengan anak yang berusia signifikan di
bawahnya.
10. ANAK DENGAN KESULITAN BELAJAR KHUSUS
Ada tiga jenis anak dengan kesulitan belajar khusus:
1. Anak yang mengalami kesulitan belajar membaca (disleksia)
Ciri-ciri atau tanda-tandanya sebagai berikut.
- Perkembangan kemampuan membaca lambat dan sering
terjadi kesalahan dalam membaca.
- Kemampuan memahami isi bacaan rendah.
- Dalam menulis sering terjadi huruf yang hilang dalam
satu kata pada awal, tengah atau akhir kata, atau sulit membedakan bentuk huruf atau angka yang hampir sama seperti
menulis huruf d menjadi b, begitu
sebaliknya.
- Tidak mengindahkan tanda baca.
2. Anak yang mengalami kesulitan belajar menulis (disgrafia)
Ciri-ciri atau tanda-tandanya sebagai berikut.
- Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai.
- Sering salah menulis huruf b dengan p, v dengan u, p
dengan q, angka 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya.
- Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca.
- Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang.
- Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris.
3. Anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung (diskalkulia)
Ciri-ciri atau tanda-tandanya sebagai berikut.
- Sulit membedakan tanda-tanda +, -, x, :, =, <,
>
- Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan.
- Sering salah membilang dengan urut.
- Sering salah membedakan angka 9 dengan 6, 17 dengan
71, 2 dengan
5, 3 dengan 8, dan sebagainya.
- Sulit membedakan bangun-bangun geometri.
11. ANAK DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI/WICARA
Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan gangguan
komunikasi/wicara:
- Anak tidak langsung menangis sesaat setelah
dilahirkan,
- Tidak bereaksi ketika mendengar bunyi yang terjadi di
sekitarnya.
- Tidak pernah atau sangat jarang menangis.
- Tidak suka menatap wajah atau membalas tatapan ibunya
ketika disusui.
- Kesulitan dalam mengisap, mengunyah, dan menelan saat
makan dan minum.
- Belum mulai berbicara di usia sekitar 12 bulan.
- Perbendaharaan kata atau kalimat minim.
- Tidak mampu menyusun
kalimat sederhana dan terkadang hanya menyebutkan suku kata akhirnya
saja.
- Ada kelainan organ wicara, misalnya celah pada bibir
atau sumbing, dan kelainan bentuk lidah.
- Suka menyendiri atau tidak bergaul.
- Bicaranya sulit dimengerti.
- Menujukkan gejala
terpaku pada sesuatu yang sulit untuk dialihkan (perseverasi)
12. ANAK DENGAN
KECERDASAN DAN BAKAT ISTIMEWA
Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan kecerdasan dan
bakat
istimewa:
- Memiliki tingkat kecerdasan diatas rata-rata,
kreatif, dan berkomitmen terhadap tugas
sangat tinggi.
- Memiliki kepekaan yang tinggi.
- Suka mendapat jawaban dari pertanyaan “bagaimana” dan
“mengapa” tentang suatu hal.
- Mampu bekerja mandiri sejak kecil.
- Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran
yang diberikan.
- Mempunyai minat yang luas, bervariasi, dan mendalam.
- Mempunyai daya ingat yang kuat dan rasa keingintahuan
yang tinggi terhadap sesuatu
hal.
- Mempunyai energi yang tinggi dalam berhubungan dan
memberi respon
baik terhadap orangtua, guru, dan orang dewasa
- Suka berteman dengan anak yang berusia diatasnya.
- Suka mempelajari sesuatu yang baru dan mengerjakan
tugas-tugas dengan baik dan efisien.
- Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau
persoalan dalam waktu yang bersamaan,
dan cepat mengaitkan satu hal dengan hal yang lain.
- Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang,
terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati.
Setelah
kita mengetahui ciri-ciri anak berkebutuhan khusus tersebut maka kita akan menyimpulkan bahwa anak berkebutuhan
khusus itu tidak hanya anak ada di sekolah-sekolah luar biasa atau sekolah
inklusif saja tidak hanya yang memiliki cacat visik atau mental saja, dan tidak
hanya, namun kita akan berfikir bahwa tidak menutup kemungkinan disekolah umum
seperti sekolah negeri juga ada bisa ada siswa yang berkebutuhan khusus.
Lalu bagaimana upaya kita untuk menanganinya, jika disekolah kita ternyata
terdapat anak yang memiliki ciri tersebut ?. Sebab penanganan terhadap anak
berkebutuhan khusus sangatlah berbeda dengan anak normal seperti pada umumnya.
Ini menjadi tugas bagi kita semua khususnya kepala sekolah, sebab kepala
sekolahlah yang memegang peranan penting didalam membuat kebijakan.
By : SUJIMAN, S.Pd.I
Rabu, 25 Februari 2015
Senin, 16 Februari 2015
Senin, 02 Februari 2015
Metode pembelajaran PAI
Metode pembelajaran PAI
Untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif, diperlukan adanya pendekatan atau metode. Pertama ekspositori, metode mengajar yang biasa digunakan dalam pengajaran ekspositori adalah metode ceramah dan demonstrasi. Kedua, pembelajaran dengan mengaktifkan siswa. Dalam metode ini siswa lebih banyak aktif, namun tidak berarti guru tinggal diam. Guru memberikan petunjuk, mengarahkan anak didik tentang apa yang harus dilakukan. Metode yang banyak digunakan dalam pembelajaran siswa aktif sebagai berikut:
a. Tanya jawab
b. Diskusi
c. Pengamatan dan percobaan
d. Pemecahan masalah
e. Pemberian tugas.
b. Diskusi
c. Pengamatan dan percobaan
d. Pemecahan masalah
e. Pemberian tugas.
Dalam perspektif Islam, ada beberapa metode yang dapat dikembangkan selain yang telah disebutkan di atas, yaitu:
1. Metode Dialog Qur’āni dan Nabawi
Metode dialog qur’āni dan nabawi adalah metode pendidikan dengan cara berdiskusi sebagaimana yang digunakan oleh Alquran dan atau hadis-hadis nabi. Metode ini, disebut pula metode khiwār yang meliputi dialog khitābi dan ta’abbudi (bertanya dan lalu menjawab); dialog deksriftif dan dialog naratif (menggambarkan dan lalu mencermati); dialog argumentatif (berdiskusi lalu mengemukakan alasan kuat); dan dialog Nabawi (menanamkan rasa percaya diri, lalu beriman). Untuk yang terakhir ini, (dialog Nabawi) sering dipraktekkan oleh sahabat ketika mereka bertanya sesuatu kepada Nabi saw.
Metode dialog qur’āni dan nabawi adalah metode pendidikan dengan cara berdiskusi sebagaimana yang digunakan oleh Alquran dan atau hadis-hadis nabi. Metode ini, disebut pula metode khiwār yang meliputi dialog khitābi dan ta’abbudi (bertanya dan lalu menjawab); dialog deksriftif dan dialog naratif (menggambarkan dan lalu mencermati); dialog argumentatif (berdiskusi lalu mengemukakan alasan kuat); dan dialog Nabawi (menanamkan rasa percaya diri, lalu beriman). Untuk yang terakhir ini, (dialog Nabawi) sering dipraktekkan oleh sahabat ketika mereka bertanya sesuatu kepada Nabi saw.
Dialog qur’āni-nabawi merupakan jembatan yang dapat menghubungkan pemikiran seseorang dengan orang lain sehingga mempunyai dampak terhadap jiwa peserta didik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni;
a. permasalahan yang disajikan secara dinamis
b. peserta dialog tertarik untuk terus mengikuti jalannya percakapan itu
c. dapat membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa
d. topik pembicaraan yang disajikan secara realistis dan manusiawi
b. peserta dialog tertarik untuk terus mengikuti jalannya percakapan itu
c. dapat membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa
d. topik pembicaraan yang disajikan secara realistis dan manusiawi
Dapat dirumuskan bahwa dialog qur’āni-nabawi adalah metode pendidikan Islam yang efektif dalam upaya menanamkan iman pada diri seseorang, sehingga sikap dan perilakunya senantiasa terkontrol dengan baik.
2. Metode Kisah Qur’āni dan Nabawi
Metode kisah disebut pula metode “cerita” yakni cara mendidik dengan mengandalkan bahasa, baik lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah Islam, yakni al-Qur’an dan Hadis.
Metode kisah disebut pula metode “cerita” yakni cara mendidik dengan mengandalkan bahasa, baik lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah Islam, yakni al-Qur’an dan Hadis.
Salah satu metode yang digunakan al-Qur’an untuk mengarahkan manusia ke arah yang dikehendakinya adalah dengan menggunakan cerita (kisah). Setiap kisah menunjang materi yang disajikan, baik kisah tersebut benar-benar terjadi maupun kisah simbolik.
Dalam al-Qur’an dijumpai banyak kisah, terutama yang berkenaan dengan misi kerasulan dan umat masa lampau. Muhammad Qutb berpendapat bahwa kisah-kisah yang ada dalam al-Qur’an dikategorikan ke dalam tiga bagian; pertama, kisah yang menunjukkan tempat, tokoh dan gambaran peristiwa; kedua, kisah yang menunjukkan peristiwa dan keadaan tertentu tanpa menyebut nama dan tempat kejadian; ketiga, kisah dalam bentuk dialog yang terkadang tidak disebutkan pelakunya dan dimana tempat kejadiannya.
Pentingnya metode kisah diterapkan dalam dunia pendidi-kan karena dengan metode ini, akan memberikan kekuatan psikologis kepada peserta didik, dalam artian bahwa; dengan mengemukakan kisah-kisah nabi kepada peserta didik, mereka secara psikologis terdorong untuk menjadikan nabi-nabi tersebut sebagai uswah (suri tauladan).
Kisah-kisah dalam al-Qur’an dan hadis secara umum bertujuan memberikan pengajaran terutama kepada orang-orang yang mau menggunakan akalnya. Relevansi antara cerita (kisah) qur’āni dengan metode penyampaian cerita dalam lingkungan pendidikan ini sangat erat. Metode ini merupakan suatu bentuk teknik pnyampaian informasi dan instruksi yang amat bernilai, dan seorang pendidik harus dapat memanfaatkan potensi kisah bagi pembentukan sikap yang merupakan bagian esensial pendidikan qur’āni dan nabawi.
3. Metode Perumpamaan
Metode ini, disebut pula metode “amstāl” yakni cara mendidik dengan memberikan perumpamaan, sehingga mudah memahami suatu konsep. Perumpamaan yang diungkapkan al-Qur’an memiliki tujuan edukatif yang ditunjukkan oleh kedalaman makna dan ketinggian maksudnya.
Kelebihan metode perumpamaan antara lain:Metode ini, disebut pula metode “amstāl” yakni cara mendidik dengan memberikan perumpamaan, sehingga mudah memahami suatu konsep. Perumpamaan yang diungkapkan al-Qur’an memiliki tujuan edukatif yang ditunjukkan oleh kedalaman makna dan ketinggian maksudnya.
- Memudahkan memahami suatu konsep yang abstrak. Hal ini dimungkinkan karena perumpamaan mengambil benda sebagai contoh konkrit dalam al-Qur’an.
- Melatih anak didik untuk terbiasa berpikir analogis melalui penyebutan premis-premis.
- Mengembangkan aspek emosional dan mental anak didik.
4. Metode Keteladanan
Metode ini, disebut pula metode “meniru” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladan yang baik kepada anak didik.
Metode ini, disebut pula metode “meniru” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladan yang baik kepada anak didik.
Dalam al-Qur’an, kata teladan diproyeksikan dengan kata uswah yang kemudian diberi sifat di belakangnya seperti sifat hasanah yang berarti teladan yang baik. Metode keteladanan adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladanan yang baik kepada anak didik agar ditiru dan dilaksanakan. Dengan demikian metode keteladanan ini bertujuan untuk menciptakan akhlak al-mahmudah kepada peserta didik.
Acuan dasar dalam berakhlak al-mahmudah atau al-karimah adalah Rasulullah dan para Nabi lainnya yang merupakan suri tauladan bagi umatnya. Seorang pendidik dalam berinteraksi dengan anak didiknya akan menimbulkan respon tertentu baik positif maupun respon negatif, seorang pendidik sama sekali tidak boleh bersikap otoriter, terlebih memaksa anak didik dengan cara-cara yang dapat merusak fitrahnya.
Keteladanan dalam dunia pendidikan merupakan influitif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan sosial anak didik. Keteladanan itu ada dua macam, yaitu:
- Sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh anak didik.
- Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sehingga tanpa sengaja menjadi teladan bagi anak didik.
5. Metode Ibrah dan Mau’izhah
Metode ini, disebut pula metode “nasehat” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan motivasi. Metode ibrah dan atau mau’izhah (nasehat) sangat efektif dalam pembentukan keimanan, mempersiapkan moral, spiritual dan sosial anak didik. Nasehat dapat membukakan mata anak didik terhadap hakekat sesuatu, serta memotivasinya untuk bersikap luhur, berakhlak mulia dan membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam.
Metode ini, disebut pula metode “nasehat” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan motivasi. Metode ibrah dan atau mau’izhah (nasehat) sangat efektif dalam pembentukan keimanan, mempersiapkan moral, spiritual dan sosial anak didik. Nasehat dapat membukakan mata anak didik terhadap hakekat sesuatu, serta memotivasinya untuk bersikap luhur, berakhlak mulia dan membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam.
Menurut al-Qur’an, metode nasehat hanya diberikan kepada mereka yang melanggar peraturan dalam arti ketika suatu kebenaran telah sampai kepadanya, mereka seolah-olah tidak mau tahu kebenaran tersebut terlebih melaksanakannya. Pernyataan ini menunjukkan adanya dasar psikologis yang kuat, karena orang pada umumnya kurang senang dinasehati, terlebih jika ditujukan kepada pribadi tertentu.
6. Metode Targhib dan Tarhib
Metode ini, disebut pula metode “ancaman” dan atau “intimidasi” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan hukuman atas kesalahan yang dilakukan peserta didik.
Metode ini, disebut pula metode “ancaman” dan atau “intimidasi” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan hukuman atas kesalahan yang dilakukan peserta didik.
Istilah targib dan tarhib dan dalam al-Qur’an dan al-Sunnah berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh suatu dosa kepada Allah dan rasul-Nya. Jadi, ia juga dapat diartikan sebagai ancaman Allah melalui penonjolan salah satu sifat keagungan dan kekuatan Ilahiah agar mereka (peserta didik) teringat untuk tidak melakukan kesalahan.
Ada beberapa kelebihan metode targib dan tarhib ini, antara lain :- Targib dan tarhib bertumpu pada pemberian kepuasan dan argumentasi.
- Targib dan tarhib disertai gambaran keindahan surga yang menakjubkan atau pembebasan azab neraka.
- Targib dan tarhib Islami bertumpu pada pengobatan emosi dan pembinaan afeksi ketuhanan.
- Targib dan tarhib bertumpu pada pengontrolan emosi dan keseimbangan antara keduanya.
Selasa, 13 Januari 2015
Langganan:
Postingan (Atom)