Assalamu
‘alaikum Wr Wb.
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
Artinya : Dari Abu Darda', dari Nabi SAW,
beliau bersabda, "Tiada suatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat
kelak daripada akhlak yang mulia" Shahih:
At-Tirmidzi (2087)
Agama islam begitu memperhatikan tentang akhlak, sejarah telah
mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk menyampaikan syari’at Islam
ini memulai dakwahnya melalui keteladanan dan akhlak yang baik, terbukti beliau
sudah mendapat gelar AL-AMIN sebelum beliau diangkat menjadi Rosul dikarenakan
beliau terkenal dengan kejujurannya.
Umat Islam diperintahkan untuk memiliki akhlak yang baik tidak
hanya terhadap sesama manusia saja namun terhadap semua makhluk Allah baik
terhadap binatang bahkan terhadap jin sekalipun diperintahkan untuk berlaku
baik. Simak beberapa Hadis berikut :
1.
Perintah berbuat baik terhadap sesama manusia
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir,
hendaklah ia berlaku baik terhadap tetangganya. Barang siapa beriman kepada
Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tamunya. Dan barang siapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbicara yang baik atau
diam" { HR. Muslim}
Dalam riwayat yang lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Jibril senantiasa mewasiatkanku untuk berbuat baik terhadap tetangga sehingga aku
mengira tetangga juga
akan mendapatkan harta waris."
2. Perintah berbuat baik terhadap binatang
حَدَّثَنَا
إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَبِي
صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ
الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ
يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا
الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ بِي فَنَزَلَ الْبِئْرَ
فَمَلَأَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ
لَهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ
أَجْرًا فَقَالَ نَعَمْ فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
Telah menceritakan kepada kami Isma'il telah menceritakan
kepadaku Malik dari Sumayya bekas budak Abu Bakr, dari Abu Shalih As Samman
dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Pada suatu ketika ada seorang laki-laki sedang berjalan melalui suatu
jalan, lalu dia merasa sangat kehausan. Kebetulan dia menemukan sebuah sumur,
maka dia turun ke sumur itu untuk minum. Setelah keluar dari sumur, dia melihat
seekor anjing menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena kehausan. Orang
itu berkata dalam hatinya; 'Alangkah hausnya anjing itu, seperti yang baru ku
alami.' Lalu dia turun kembali ke sumur, kemudian dia menciduk air dengan sepatunya,
dibawanya ke atas dan diminumkannya kepada anjing itu. Maka Allah berterima
kasih kepada orang itu (diterima-Nya amalnya) dan diampuni-Nya dosanya.' Para
sahabat bertanya; 'Ya, Rasulullah! Dapat pahalakah kami bila menyayangi
hewan-hewan ini? ' Jawab beliau: 'Ya, setiap menyayangi makhluk hidup adalah
berpahala."
عن هِشَام بْن زَيْدِ
بْنِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ دَخَلْتُ مَعَ جَدِّي أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ دَارَ
الْحَكَمِ بْنِ أَيُّوبَ فَإِذَا قَوْمٌ قَدْ نَصَبُوا دَجَاجَةً يَرْمُونَهَا
قَالَ فَقَالَ أَنَسٌ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنْ تُصْبَرَ الْبَهَائِمُ
Artinya : Dari Hisyam bin Zaid bin Anas bin Malik, dia berkata,
"Pada suatu hari saya dan kakek saya, Anas bin Malik, pernah bertandang ke
rumah Al Hakam bin Ayyub. Di sana saya melihat orang-orang sedang memancang
seekor ayam jantan untuk dijadikan sasaran panah. Kemudian kakek saya, Anas bin
Malik, mengingatkan mereka dengan ucapan, 'Sesungguhnya Rasuiullah SAW melarang
kaum muslimin untuk memancang hewan ternak' { HR. Muslim }
عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ
ثِنْتَانِ حَفِظْتُهُمَا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ
فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ
أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ
Artinya
: Dari Syaddad bin Aus RA, dia berkata, "Ada dua hal yang saya
hafal dari Rasulullah SAW bahwasanya beliau telah bersabda, 'Sesungguhnya
Allah telah menetapkan kebaikan pada segala sesuatu. Oleh karena itu, apabila
kamu membunuh (dalam peperangan), maka lakukanlah pembunuhan dalam perang itu
dengan sebaik-baiknya. Apabila kamu menyembelih, maka lakukanlah penyembelihan itu dengan
sebaik-baiknya, dan hendaklah salah seorang darimu menajamkan pisau yang akan
dipergunakan untuk menyembelih
serta memperlakukan sembelihannya dengan sebaik-baiknya.''" {HR. Muslim
}
3.
Perintah berbuat baik terhadap jin
حَدَّثَنَا
مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ قَالَ
أَخْبَرَنِي جَدِّي عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ كَانَ
يَحْمِلُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِدَاوَةً
لِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَبَيْنَمَا هُوَ يَتْبَعُهُ بِهَا فَقَالَ مَنْ هَذَا
فَقَالَ أَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ فَقَالَ ابْغِنِي أَحْجَارًا أَسْتَنْفِضْ بِهَا
وَلَا تَأْتِنِي بِعَظْمٍ وَلَا بِرَوْثَةٍ فَأَتَيْتُهُ بِأَحْجَارٍ أَحْمِلُهَا
فِي طَرَفِ ثَوْبِي حَتَّى وَضَعْتُهَا إِلَى جَنْبِهِ ثُمَّ انْصَرَفْتُ حَتَّى
إِذَا فَرَغَ مَشَيْتُ فَقُلْتُ مَا بَالُ الْعَظْمِ وَالرَّوْثَةِ قَالَ هُمَا
مِنْ طَعَامِ الْجِنِّ وَإِنَّهُ أَتَانِي وَفْدُ جِنِّ نَصِيبِينَ وَنِعْمَ
الْجِنُّ فَسَأَلُونِي الزَّادَ فَدَعَوْتُ اللَّهَ لَهُمْ أَنْ لَا يَمُرُّوا
بِعَظْمٍ وَلَا بِرَوْثَةٍ إِلَّا وَجَدُوا عَلَيْهَا طَعَامًا
Artinya
: Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada
kami 'Amru bin Yahya bin Sa'id berkata, telah mengabarkan kepadaku kakekku dari
Abu Hurairah radliallahu 'anhu, bahwa dia pernah membawakan sebuah kantung
air terbuat dari kulit untuk wudlu' dan hajat Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam. Dan dia mengikuti beliau dengan membawa kantung air tersebut, beliau
bertanya: "Siapakah ini?". Ia menjawab; "Saya Abu
Hurairah". Maka beliau berkata: "Carikanlah aku beberapa batu untuk
aku gunakan sebagai alat bersuci dan jangan bawakan aku tulang dan kotoran
hewan". Kemudian aku datang dengan membawa beberapa batu dengan
menggunakan ujung bajuku dan meletakkannya di samping beliau. Kemudian aku
pergi. Ketika beliau telah selesai, aku berjalan bersama beliau bertanya;
"kenapa dengan tulang dan kotoran hewan?". Beliau menjawab:
"Keduanya termasuk makanan
jin. Dan sesungguhnya pernah datang kepadaku utusan jin dari Nashibin, dia adalah
sebaik-baik jin, lalu
mereka meminta kepadaku tentang bekal. Maka aku memohon kepada Allah untuk
mereka agar mereka tidak melewati tulang dan kotoran hewan melainkan mereka
mendapatkannya sebagai makanan". (HR. Bukhari)
Selain hadis diatas masih banyak hadis lainya yang berisi
perintah untuk berbuat baik terhadap sesama makhluk Allah. Maka sangat tidak
tepat jika Islam dikatakan sebagai agama yang intoleran atau radikal. Sebab jangankan
terhadap sesama manusia, bintang bahkan terhadap Jin sekalipun Islam telah
memerintahkan umatnya untuk berperilaku baik, lebih-lebih terhadap manusia
tentu Islam sangat menganjurkan umatnya untuk selalu berperilaku baik karena
dengan perilaku baik tersebut pelakunya akan memperoleh banyak pahala
sebagaimana dijelaskan dalam hadis utama diatas.
Dari hadis utama diatas dapat kita fahami bahwa amal dari
perilaku yang baik itu lebih utama dibandingkan dengan dengan ibadah yang lain
bahkan dengan ibadah shalat sekalipun meskipun amal yang pertama ditanyakan
kelak diakhirat adalah amal shalat. Sebagaimana
dijelaskan dalam hadis berikut yang artinya
: Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari seorang hamba yang Muslim pada hari
kiamat adalah shalat wajib. Jika dia menyempurnakannya dan jika tidak, maka
akan dikatakan, 'Lihatlah apakah dia memiliki shalat sunah?' Jika dia memiliki
shalat sunah, maka sempurnakanlah yang wajib dari yang sunahnya. Kemudian juga
akan dilakukan hisab pada seluruh amalah yang wajib seperti itu"
Karena pada dasarnya tujuan daripada semua ibadah
adalah supaya dapat melahirkan perilaku yang baik seperti diantaranya:
1.
Sholat
Tujuan
disyari’atkanya sholat adalah supaya pelakunya dapat mencegah dirinya dari perbuatan
keji dan munkar sebagaimana firman Allah Yang artinya : Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. (Qur’an Surat Al-ankabut ayat 45 ).
2.
Zakat
dan sedekah
Adalah agar tercipta perilaku saling
tolong menolong diantara sesame manusia Nabi SAW bersabda:
Artinya : حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ
الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ عَنْ زَكَرِيَّاءَ بْنِ إِسْحَاقَ عَنْ يَحْيَى بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ
مُعَاذًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ ادْعُهُمْ إِلَى
شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ هُمْ
أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ
خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ
فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً فِي أَمْوَالِهِمْ
تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ
Telah
menceritakan kepada kami Abu 'Ashim Adh-Dlohhak bin Makhlad dari Zakariya' bin
Ishaq dari Yahya bin 'Abdullah bin Shayfiy dari Abu Ma'bad dari Ibnu 'Abbas
radliallahu 'anhuma bahwa ketika Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mengutus
Mu'adz radliallahu 'anhu ke negeri Yaman, Beliau berkata,: "Ajaklah mereka
kepada syahadah (persaksian) tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah
dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka telah mentaatinya, maka
beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu sehari
semalam. Dan jika mereka telah mena'atinya, maka beritahukanlah bahwa Allah
telah mewajibkan atas mereka shadaqah (zakat) dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya
mereka dan diberikan kepada orang-orang faqir mereka".(HR. Bukhari)
3.
Puasa
Tujuan
diperintahkanya puasa adalah agar manusia menjadi orang yang bertaqwa Allah
berfirman yang artinya : Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa, Qs: Al-baqarah ayat 183)
4.
Haji
Semua
orang yang melaksanakan ibadah haji tentu menginginkan agar hajinya mambrur sementara
indikator kemabruran ibadah haji adalah memiliki perilaku baik Nabi bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ - أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -
قَالَ: «الْعُمْرَةُ إلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ
الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إلَّا الْجَنَّةَ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu,
"Bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Satu
umrah ke umrah yang lainnya menjadi penebus -dosa- antara keduanya, dan
haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga."
Ada yang
berkata, "Wahai Rasulullah, apakah kebajikan ibadah haji itu?" Beliau
menjawab, "Yaitu memberikan makanan dan menyebarkan salam.” (Subulus salam syarah bulughul maram : 654)
Dengan
demikian logika sederhana dari hadis utama diatas adalah karena dalam menjalani
kehidupan sehari-hari manusia selalu berinteraksi dengan sesama manusia mulai
dari keluarga, tetangga, sahabat rekan kerja, dan lain sebagainya maka ketika
mereka berinteraksi dengan akhlak yang baik selama itu pula mereka terus
memperoleh pahala dari Allah SWT dikarenakan semua perbuatan baik itu menjadi
sedekah baginya dan sedekah itu akan mendatangkan pahala.
Nabi
SAW bersabda yang artinya : Dari Abu Dzar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Setiap
ruas persendian manusia menjadi harus disedekahi, ucapan salam bagi yang
dijumpainya adalah sedekah,
ajakannya kepada kebaikan adalah sedekah,
mencegah dari yang munkar adalah sedekah,
menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah, dan bersetubuh dengan istrinya juga bernilai sedekah," Para sahabat
lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah seseorang yang melampiaskan
syahwat juga bernilai sedekah?"
Beliau menjawab, "Lalu apa pendapatmu jika ia melakukannya bukan pada tempatnya,
tidakkah ia berdosa?" Beliau kembali bersabda, "Selain
itu, dua rakaat shalat Dhuha dapat mencukupi itu semua." (HR. Abu
daud)
Dalam
hadis lain Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wajib bagi setiap muslim untuk bersedekah."
Para sahabat bertanya; "Bagaimana jika ia tidak mendapatkannya? ' Beliau
bersabda:: 'Berusaha dengan tangannya, sehingga ia bisa memberi manfaat untuk
dirinya dan bersedekah.' Mereka bertanya; 'Bagaimana jika ia tidak bisa
melakukannya? ' Beliau bersabda: 'Menolong orang yang sangat memerlukan
bantuan.' Mereka bertanya; 'Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? ' Beliau
bersabda: 'Menyuruh untuk melakukan kebaikan atau bersabda; menyuruh melakukan
yang ma'ruf' dia berkata; 'Bagaimana jika ia tidak dapat melakukannya? ' Beliau
bersabda: 'Menahan diri dari kejahatan, karena itu adalah sedekah baginya.'
Berbeda
dengan ibadah-ibadah wajib diatas seperti sholat, zakat, puasa maupun haji kita
hanya akan memperoleh pahala ketika kita melakukan ibadah-ibadah tersebut saja,
dan akan berhenti disaat kita tidak melaksanakanya, karena ibadah sholat ada
ketentuan waktunya, puasa juga hanya pada siang hari saja, zakat juga pada saat
harta sudah mencapai haul dan nisabnya, begitu juga dengan ibadah haji juga
ditentukan waktunya. Apalagi ketika Sholatnya tidak dapat mencegahnya dari
perbuatan keji dan munkar, puasanya tidak dapat meningkatkan ketakwaanya, dan
hajinya tidak dapat melahirkan perilaku baik pada dirinya. Demikianlah Islam
mengajarkan kebaikan bagi umatnya. Dan semoga kita semua senantiasa mendapat
taufik serta hiyah dari Allah SWT untuk selalu berakhlak dengan akhlak yang
mulia Amin ya rabbal ‘alamin
Wallahu
A’lam bishawab
Wassalamu
‘alaikum Wr Wb.
SUJIMAN,
S.Pd.I., M.A
Artikel yang
serupa dapat anda baca di laman http://sujimanae.blogspot.com dan
facebook Jimmy gaeck
Tidak ada komentar:
Posting Komentar