Runing Teks

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"QS Ibrohim ayat 7.

Selasa, 27 Maret 2018

PERILAKU BAIK MENJADI LADANG PAHALA



Assalamu ‘alaikum Wr Wb.

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
Artinya : Dari Abu Darda', dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tiada suatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat kelak daripada akhlak yang mulia" Shahih: At-Tirmidzi (2087)
Agama islam begitu memperhatikan tentang akhlak, sejarah telah mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk menyampaikan syari’at Islam ini memulai dakwahnya melalui keteladanan dan akhlak yang baik, terbukti beliau sudah mendapat gelar AL-AMIN sebelum beliau diangkat menjadi Rosul dikarenakan beliau terkenal dengan kejujurannya.
Umat Islam diperintahkan untuk memiliki akhlak yang baik tidak hanya terhadap sesama manusia saja namun terhadap semua makhluk Allah baik terhadap binatang bahkan terhadap jin sekalipun diperintahkan untuk berlaku baik. Simak beberapa Hadis berikut :

1.      Perintah berbuat baik terhadap sesama manusia
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berlaku baik terhadap tetangganya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tamunya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbicara yang baik atau diam" { HR. Muslim}
Dalam riwayat yang lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jibril senantiasa mewasiatkanku untuk berbuat baik terhadap tetangga sehingga aku mengira tetangga juga akan mendapatkan harta waris."

2.      Perintah berbuat baik terhadap binatang

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ بِي فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَأَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ أَجْرًا فَقَالَ نَعَمْ فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
Telah menceritakan kepada kami Isma'il telah menceritakan kepadaku Malik dari Sumayya bekas budak Abu Bakr, dari Abu Shalih As Samman dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada suatu ketika ada seorang laki-laki sedang berjalan melalui suatu jalan, lalu dia merasa sangat kehausan. Kebetulan dia menemukan sebuah sumur, maka dia turun ke sumur itu untuk minum. Setelah keluar dari sumur, dia melihat seekor anjing menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena kehausan. Orang itu berkata dalam hatinya; 'Alangkah hausnya anjing itu, seperti yang baru ku alami.' Lalu dia turun kembali ke sumur, kemudian dia menciduk air dengan sepatunya, dibawanya ke atas dan diminumkannya kepada anjing itu. Maka Allah berterima kasih kepada orang itu (diterima-Nya amalnya) dan diampuni-Nya dosanya.' Para sahabat bertanya; 'Ya, Rasulullah! Dapat pahalakah kami bila menyayangi hewan-hewan ini? ' Jawab beliau: 'Ya, setiap menyayangi makhluk hidup adalah berpahala."

عن هِشَام بْن زَيْدِ بْنِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ دَخَلْتُ مَعَ جَدِّي أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ دَارَ الْحَكَمِ بْنِ أَيُّوبَ فَإِذَا قَوْمٌ قَدْ نَصَبُوا دَجَاجَةً يَرْمُونَهَا قَالَ فَقَالَ أَنَسٌ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُصْبَرَ الْبَهَائِمُ
Artinya : Dari Hisyam bin Zaid bin Anas bin Malik, dia berkata, "Pada suatu hari saya dan kakek saya, Anas bin Malik, pernah bertandang ke rumah Al Hakam bin Ayyub. Di sana saya melihat orang-orang sedang memancang seekor ayam jantan untuk dijadikan sasaran panah. Kemudian kakek saya, Anas bin Malik, mengingatkan mereka dengan ucapan, 'Sesungguhnya Rasuiullah SAW melarang kaum muslimin untuk memancang hewan ternak' { HR. Muslim }
عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ ثِنْتَانِ حَفِظْتُهُمَا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ
Artinya : Dari Syaddad bin Aus RA, dia berkata, "Ada dua hal yang saya hafal dari Rasulullah SAW bahwasanya beliau telah bersabda, 'Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan pada segala sesuatu. Oleh karena itu, apabila kamu membunuh (dalam peperangan), maka lakukanlah pembunuhan dalam perang itu dengan sebaik-baiknya. Apabila kamu menyembelih, maka lakukanlah penyembelihan itu dengan sebaik-baiknya, dan hendaklah salah seorang darimu menajamkan pisau yang akan dipergunakan untuk menyembelih serta memperlakukan sembelihannya dengan sebaik-baiknya.''" {HR. Muslim }

3.      Perintah berbuat baik terhadap jin

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ قَالَ أَخْبَرَنِي جَدِّي عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ كَانَ يَحْمِلُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِدَاوَةً لِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَبَيْنَمَا هُوَ يَتْبَعُهُ بِهَا فَقَالَ مَنْ هَذَا فَقَالَ أَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ فَقَالَ ابْغِنِي أَحْجَارًا أَسْتَنْفِضْ بِهَا وَلَا تَأْتِنِي بِعَظْمٍ وَلَا بِرَوْثَةٍ فَأَتَيْتُهُ بِأَحْجَارٍ أَحْمِلُهَا فِي طَرَفِ ثَوْبِي حَتَّى وَضَعْتُهَا إِلَى جَنْبِهِ ثُمَّ انْصَرَفْتُ حَتَّى إِذَا فَرَغَ مَشَيْتُ فَقُلْتُ مَا بَالُ الْعَظْمِ وَالرَّوْثَةِ قَالَ هُمَا مِنْ طَعَامِ الْجِنِّ وَإِنَّهُ أَتَانِي وَفْدُ جِنِّ نَصِيبِينَ وَنِعْمَ الْجِنُّ فَسَأَلُونِي الزَّادَ فَدَعَوْتُ اللَّهَ لَهُمْ أَنْ لَا يَمُرُّوا بِعَظْمٍ وَلَا بِرَوْثَةٍ إِلَّا وَجَدُوا عَلَيْهَا طَعَامًا
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Yahya bin Sa'id berkata, telah mengabarkan kepadaku kakekku dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, bahwa dia pernah membawakan sebuah kantung air terbuat dari kulit untuk wudlu' dan hajat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan dia mengikuti beliau dengan membawa kantung air tersebut, beliau bertanya: "Siapakah ini?". Ia menjawab; "Saya Abu Hurairah". Maka beliau berkata: "Carikanlah aku beberapa batu untuk aku gunakan sebagai alat bersuci dan jangan bawakan aku tulang dan kotoran hewan". Kemudian aku datang dengan membawa beberapa batu dengan menggunakan ujung bajuku dan meletakkannya di samping beliau. Kemudian aku pergi. Ketika beliau telah selesai, aku berjalan bersama beliau bertanya; "kenapa dengan tulang dan kotoran hewan?". Beliau menjawab: "Keduanya termasuk makanan jin. Dan sesungguhnya pernah datang kepadaku utusan jin dari Nashibin, dia adalah sebaik-baik jin, lalu mereka meminta kepadaku tentang bekal. Maka aku memohon kepada Allah untuk mereka agar mereka tidak melewati tulang dan kotoran hewan melainkan mereka mendapatkannya sebagai makanan". (HR. Bukhari)
Selain hadis diatas masih banyak hadis lainya yang berisi perintah untuk berbuat baik terhadap sesama makhluk Allah. Maka sangat tidak tepat jika Islam dikatakan sebagai agama yang intoleran atau radikal. Sebab jangankan terhadap sesama manusia, bintang bahkan terhadap Jin sekalipun Islam telah memerintahkan umatnya untuk berperilaku baik, lebih-lebih terhadap manusia tentu Islam sangat menganjurkan umatnya untuk selalu berperilaku baik karena dengan perilaku baik tersebut pelakunya akan memperoleh banyak pahala sebagaimana dijelaskan dalam hadis utama diatas.
Dari hadis utama diatas dapat kita fahami bahwa amal dari perilaku yang baik itu lebih utama dibandingkan dengan dengan ibadah yang lain bahkan dengan ibadah shalat sekalipun meskipun amal yang pertama ditanyakan kelak diakhirat adalah amal shalat.  Sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut  yang artinya : Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari seorang hamba yang Muslim pada hari kiamat adalah shalat wajib. Jika dia menyempurnakannya dan jika tidak, maka akan dikatakan, 'Lihatlah apakah dia memiliki shalat sunah?' Jika dia memiliki shalat sunah, maka sempurnakanlah yang wajib dari yang sunahnya. Kemudian juga akan dilakukan hisab pada seluruh amalah yang wajib seperti itu"
Karena pada dasarnya tujuan daripada semua ibadah adalah supaya dapat melahirkan perilaku yang baik seperti diantaranya:

1.    Sholat
Tujuan disyari’atkanya sholat adalah supaya pelakunya dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar sebagaimana firman Allah Yang artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. (Qur’an Surat Al-ankabut ayat 45 ).

2.    Zakat dan sedekah
Adalah agar tercipta perilaku saling tolong menolong diantara sesame manusia Nabi SAW bersabda:
Artinya : حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ عَنْ زَكَرِيَّاءَ بْنِ إِسْحَاقَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ مُعَاذًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ ادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً فِي أَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ
Telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim Adh-Dlohhak bin Makhlad dari Zakariya' bin Ishaq dari Yahya bin 'Abdullah bin Shayfiy dari Abu Ma'bad dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma bahwa ketika Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mengutus Mu'adz radliallahu 'anhu ke negeri Yaman, Beliau berkata,: "Ajaklah mereka kepada syahadah (persaksian) tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka telah mentaatinya, maka beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu sehari semalam. Dan jika mereka telah mena'atinya, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka shadaqah (zakat) dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan diberikan kepada orang-orang faqir mereka".(HR. Bukhari)

3.    Puasa
Tujuan diperintahkanya puasa adalah agar manusia menjadi orang yang bertaqwa Allah berfirman yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, Qs: Al-baqarah ayat 183)

4.    Haji
Semua orang yang melaksanakan ibadah haji tentu menginginkan agar hajinya mambrur sementara indikator kemabruran ibadah haji adalah memiliki perilaku baik Nabi bersabda:  
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ: «الْعُمْرَةُ إلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إلَّا الْجَنَّةَ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, "Bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Satu umrah ke umrah yang lainnya menjadi penebus -dosa- antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga."
Ada yang berkata, "Wahai Rasulullah, apakah kebajikan ibadah haji itu?" Beliau menjawab, "Yaitu memberikan makanan dan menyebarkan salam.  (Subulus salam syarah bulughul maram : 654)
Dengan demikian logika sederhana dari hadis utama diatas adalah karena dalam menjalani kehidupan sehari-hari manusia selalu berinteraksi dengan sesama manusia mulai dari keluarga, tetangga, sahabat rekan kerja, dan lain sebagainya maka ketika mereka berinteraksi dengan akhlak yang baik selama itu pula mereka terus memperoleh pahala dari Allah SWT dikarenakan semua perbuatan baik itu menjadi sedekah baginya dan sedekah itu akan mendatangkan pahala.
Nabi SAW bersabda yang artinya : Dari Abu Dzar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Setiap ruas persendian manusia menjadi harus disedekahi, ucapan salam bagi yang dijumpainya adalah sedekah, ajakannya kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari yang munkar adalah sedekah, menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah, dan bersetubuh dengan istrinya juga bernilai sedekah," Para sahabat lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah seseorang yang melampiaskan syahwat juga bernilai sedekah?" Beliau menjawab, "Lalu apa pendapatmu jika ia melakukannya bukan pada tempatnya, tidakkah ia berdosa?" Beliau kembali bersabda, "Selain itu, dua rakaat shalat Dhuha dapat mencukupi itu semua." (HR. Abu daud)
Dalam hadis lain Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wajib bagi setiap muslim untuk bersedekah." Para sahabat bertanya; "Bagaimana jika ia tidak mendapatkannya? ' Beliau bersabda:: 'Berusaha dengan tangannya, sehingga ia bisa memberi manfaat untuk dirinya dan bersedekah.' Mereka bertanya; 'Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? ' Beliau bersabda: 'Menolong orang yang sangat memerlukan bantuan.' Mereka bertanya; 'Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? ' Beliau bersabda: 'Menyuruh untuk melakukan kebaikan atau bersabda; menyuruh melakukan yang ma'ruf' dia berkata; 'Bagaimana jika ia tidak dapat melakukannya? ' Beliau bersabda: 'Menahan diri dari kejahatan, karena itu adalah sedekah baginya.'
Berbeda dengan ibadah-ibadah wajib diatas seperti sholat, zakat, puasa maupun haji kita hanya akan memperoleh pahala ketika kita melakukan ibadah-ibadah tersebut saja, dan akan berhenti disaat kita tidak melaksanakanya, karena ibadah sholat ada ketentuan waktunya, puasa juga hanya pada siang hari saja, zakat juga pada saat harta sudah mencapai haul dan nisabnya, begitu juga dengan ibadah haji juga ditentukan waktunya. Apalagi ketika Sholatnya tidak dapat mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar, puasanya tidak dapat meningkatkan ketakwaanya, dan hajinya tidak dapat melahirkan perilaku baik pada dirinya. Demikianlah Islam mengajarkan kebaikan bagi umatnya. Dan semoga kita semua senantiasa mendapat taufik serta hiyah dari Allah SWT untuk selalu berakhlak dengan akhlak yang mulia Amin ya rabbal ‘alamin
Wallahu A’lam bishawab
Wassalamu ‘alaikum Wr Wb.

SUJIMAN, S.Pd.I., M.A
Artikel yang serupa dapat anda baca di laman http://sujimanae.blogspot.com dan facebook Jimmy gaeck

Tidak ada komentar: