Berbicara
Perkembangan anak maka tidak akan terlepas dari membicarakan faktor yang dapat
mempengaruhinya. Dalam perspektif teori barat ada beberapa teori diantaranya aliran
pesimisme yang berpendapat bahwa perkembangan anak seluruhnya ditentukan
oleh hukum-hukum pewarisan. Sifat-sifat dan pembawaan orang tua dan nenek
moyang mengalir sepanjang perkembangan anak dengan kata lain perkembangan anak
sangat dipengaruhi oleh genetik, pembawaan/keturunan. Dipihak lain ada yang
berpendapat bahwa manusia dapat dibentuk melalui pemilihan lingkungan yang
tepat, perbaikan keadaan kehidupan sosial dan pengaruh-pengaruh yang bersifat
mendidik dengan kata lain bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh lingkungan
dan ini yang menjadi pendapat aliran Optimisme. Kemudian ada lagi aliran
yang disebut teori konvergensi, yang
berpendapat bahwa pembawaan/genetik sama pentingnya kedua-duanya sama
berpengaruh.
Dalam Islam hal apapun yang
dijadikan landasan utama adalah Al-qur’an dan hadis termasuk dalam hal
perkembangan anak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Apalagi sebelum ada
beberapa teori diatas Al-qur’an dan hadis sudah menjelaskanya.
Berikut
beberapa ungkapan Al-qur’an dan hadis tentang hal itu:
1.
Faktor
Genetik/Keturunan dalam mempengaruhi perkembangan anak
Firman Allah:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفاً فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ
النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ
أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ -٣٠-
Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu
dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah
Menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan
Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
(QS. Ar-Rum ayat 30)
Firman Allah:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ
وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن
تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ -١٧٢-
Artinya : Dan (ingatlah) ketika
Tuhan-mu Mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan
mereka dan Allah Mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya Berfirman),
“Bukankah Aku ini Tuhan-mu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami
bersaksi.” (Kami Lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak
mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,”
(QS. Al-A’raf ayat 172)
Allah berfirman :
لَّيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَـكِنَّ اللّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ وَمَا
تُنفِقُواْ مِنْ خَيْرٍ فَلأنفُسِكُمْ وَمَا تُنفِقُونَ إِلاَّ ابْتِغَاء وَجْهِ اللّهِ
وَمَا تُنفِقُواْ مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لاَ تُظْلَمُونَ -٢٧٢-
Artinya : Bukanlah
kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang
memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja
harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk
kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari
keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu
akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya
(dirugikan). (QS. Al-baqarah ayat 272)
Nabi SAW bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ
لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ
الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu,
dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena
keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena
agamanya, niscaya kamu akan
beruntung." ( HR Bukhari)
Berdasar beberapa ayat dan
hadis diatas dapat dikatakan bahwa faktor genetik/ pembawaan /keturunan
memiliki pengaruh terhadap perkembangan anak namun hal tersebut tidak
sepenuhnya Allah telah berfirman :
إِنَّ
اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya : Sesungguhnya
Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. ( QS. Ar-Ra’d ayat 11)
Berdasar ayat
ini maka kedaan seseorang masih memungkinkan untuk dapat dirubah sesuai dengaan
usahanya.
Begitupula pada hadis Nabi
diatas jika dikaitkan dengan perkembangan anak maka keturunan juga memiliki
pengaruh terhadap perkembangan anak sebab pada hadis diatas telah dijelaskan
bahwa diantara empat kriteria seorang wanita yang akan dinikahi salah satunya
adalah faktor keturunan, dimaksudkan wanita yang berasal dari keturunan yang
baik akan menghasilkan anak/keturunan yang baik juga dapat mendidik
anak-anaknya dengan baik namun perlu juga diketahui bahwa diantara empat
kriteria tersebut Nabi menekankan agar memilih dari faktor agama ini menunjukan
bahwa seorang istri yang agamanya baik maka dia akan dapat membentuk lingkungan
pendidikan yang baik bagi anak-anaknya kelak.
Riwayat yang lain nabi bersabda :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُعَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ وَكَّلَ فِي
الرَّحِمِ مَلَكًا فَيَقُولُ يَا رَبِّ نُطْفَةٌ يَا رَبِّ عَلَقَةٌ يَا رَبِّ
مُضْغَةٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْلُقَهَا قَالَ يَا رَبِّ أَذَكَرٌ يَا رَبِّ
أُنْثَى يَا رَبِّ شَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ فَمَا الرِّزْقُ فَمَا الْأَجَلُ
فَيُكْتَبُ كَذَلِكَ فِي بَطْنِ أُمِّهِ
dari Anas bin Malik radliallahu
'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah
Ta'ala menugaskan satu malaikat dalam rahim seseorang. Malaikat itu berkata;
"Wahai Rabb, sekarang baru sperma, wahai Rabb, segumpal darah, wahai Rabb
(sekarang jadi) segumpal daging". Maka bila Allah menghendaki menciptakan
janin itu, malaikat itu berkata; "Wahai Rabb, laki-laki, wahai Rabb (atau)
perempuan, Wahai Rabb sengsara atau bahagia, bagaimana rezekinya, kapan ajalnya. Demikianlah ditulis
ketetapannya selagi berada di dalam perut ibunya". (HR. Bukhari).
2.
Faktor
Lingkungan dalam mempengaruhi perkembangan anak
Manusia merupakan mahluk pedagogik yang dapat didik, dibimbing dan diarahkan untuk dapat mencapai tujuan dan cita-cita yang di inginkan.
Manusia merupakan mahluk pedagogik yang dapat didik, dibimbing dan diarahkan untuk dapat mencapai tujuan dan cita-cita yang di inginkan.
Firman Allah
وَاللّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُونَ شَيْئاً
وَجَعَلَ لَكُمُ الْسَّمْعَ وَالأَبْصَارَ وَالأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
-٧٨-
Artinya : Dan Allah Mengeluarkan
kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia
Memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (QS.
An-Nahl Ayat 78).
Firman Allah
وَمَا لَكُمْ أَلاَّ تَأْكُلُواْ مِمَّا
ذُكِرَ اسْمُ اللّهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُم مَّا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلاَّ
مَا اضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ وَإِنَّ كَثِيراً لَّيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِم بِغَيْرِ
عِلْمٍ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ -١١٩-
Artinya : Mengapa
kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah
ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu
apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan
sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang
lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah
yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas. (QS.Al-an’am ayat 119)
Firman Allah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً
وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ
اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ -٦-
Artinya : Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim
ayat 6)
Nabi Bersabda :
عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ
الْهَمْدَانِيُّ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدٍ عَنْ
أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ
كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ
يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا
طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ
تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
Dari Abu Musa RA dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Sesungguhnya
perumpamaan teman dekat
yang baik dan teman dekat
yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Seorang
penjual minyak wangi terkadang mengoleskan minyak wanginya kepada kamu dan
terkadang kamu membelinya sebagian atau kamu dapat mencium semerbak harumnya
minyak wangi itu. Sementara tukang pandai besi adakalanya ia membakar pakaian
kamu ataupun kamu akan mencium baunya yang tidak sedap" {HR. Muslim
}
Rosulullah bersabda:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ
قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ
الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَعِيلَ
وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى
أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مَنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً
Dari Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya
duduk bersama suatu kaum yang berdzikir dan mengingat Allah sejak waktu shalat
Subuh hingga terbitnya matahari, adalah lebih aku cintai daripada memerdekakan
empat budak dari keturunan Ismail. Sesungguhnya duduk bersama kaum yang
berdzikir dan mengingat Allah mulai dari waktu shalat Ashar hingga terbenamnya
matahari, adalah lebih aku cintai daripada memerdekakan empat budak. " (HR.Abu
Daud)
Rosulullah bersabda:
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata,
"Rasulullah SAW telah bersabda, 'Seorang bayi tidak dilahirkan {ke
dunia ini} melainkan ia berada dalam kesucian {fitrah}. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan
membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi (HR. Muslim)
Berdasar ayat
dan hadis diatas dapat difahami bahwa pengaruh lingkungan juga besar
pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Dengan demikian dalam perspektif Islam
Faktor genetik maupun faktor lingkungan sama-sama memiliki pengaruh terhadap
perkembangan anak namun menurut pendapat saya faktor lingkungan memiliki pengaruh
yang lebih besar daripada lingkungan hal ini didasarkan beberapa firman Allah
berikut:
Firman Allah
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ
لأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَاماً آلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلاَلٍ
مُّبِينٍ -٧٤-
Artinya: Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim
berkata kepada bapaknya, Aazar "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala
sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan
yang nyata." ( Qs. Al-an’am Ayat 74)
Allah berfirman
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ
فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ
ارْكَب مَّعَنَا وَلاَ تَكُن مَّعَ الْكَافِرِينَ -٤٢- قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي
مِنَ الْمَاء قَالَ لاَ عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللّهِ إِلاَّ مَن رَّحِمَ وَحَالَ
بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ -٤٣-
Artinya : 42. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana
gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh
terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu
berada bersama orang-orang yang kafir."
43. Anaknya menjawab:
"Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air
bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab
Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang." Dan gelombang menjadi
penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang
ditenggelamkan. (QS. Hud Ayat
42-43)
Ayat diatas
menjelaskan keadaan bapak Nabi Ibrahim dan anak Nabi Nuh yang kafir.. Begitupula
jika kita kembali membaca sejarah Sahabat Umar Bin Khattab, beliau bukanlah
dari keturunan orang Muslim dan sebelum masuk Islam beliau bahkan hampir
membunuh Nabi SAW. Ini menunjukan bahwa faktor keturunan bukanlah faktor utama
yang mempengaruhi perkembangan anak.
Wallahu A’lam
SUJIMAN,
S.Pd.I., M.A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar