Runing Teks

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"QS Ibrohim ayat 7.

Jumat, 27 April 2018

FILOSOFI JAWA NGONO YO NGONO NENG OJO NGONO


FILOSOFI JAWA NGONO YO NGONO NENG OJO NGONO
Assalamu ‘alaikum Wr Wb
                Dalam filsafat Jawa ada sebuah peribahasa yang berisi nasehat dari para orang tua yang dikenal dengan istilah “Ngono yo ngono neng ojo ngono” secara etimologi istilah tersebut berarti “begitu ya begitu tetapi jangan begitu”,agak membingungkan memang. Namun secara epistemology istilah tersebut berarti kita boleh berbuat begitu tetapi jangan terlalu begitu, maksudnya kita boleh berbuat apa saja tetapi jangan sampai berlebihan. Meskipun berasal dari adat jawa namun peribahasa tersebut bersifat universal untuk semua kultur, karena berisi nasehat dalam ber-etika dan berperilaku dalam kehidupan sehari- hari yakni agar berperilaku sewajarnya dan menjauhi perilaku berlebih-lebihan. Juga sejalan dengan ajaran Agama Islam sebab dalam ajaran Islam kita juga dilarang untuk bersikap dan berperilaku berlebih-lebihan karena Allah SWT tidak menyukai orang yang suka berlebih-lebihan sebagaimana Firmanya dalam Al-qur’an yang artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Qur’an Surat Al-a’raaf ayat 31 ). Bahkan dalam ibadah sekalipun Islam juga melarang umatnya untuk berlebih-lebihan. Seperti diterangkan dalam beberapa Hadis berikut :
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
 "Jangan kalian berpuasa wishal!" Para sahabat menyatakan protesnya "Namun anda sendiri berpuasa wishal!" Nabi menjawab: "Aku tidak seperti kalian, Tuhanku selalu memberiku makan dan minum." Namun para sahabat tidak juga menghentikan wishalnya." Abu Hurairah melanjutkan, "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terus melakukan wishal bersama mereka dua hari atau dua malam, kemudian para sahabat melihat hilal (bulan sabit). Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalaulah bulan sabit ini terlambat, niscaya aku tambah puasa wishalnya, " seolah-olah beliau ingin menghukum mereka." (HR: Bukhari).
Dari Anas RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Janganlah berlebih-lebihan dalam sujud dan janganlah salah seorang dari kamu membentangkan dua tangannya seperti anjing." (HR: Muslim).
Dari Abdullah bin Mas'ud RA, dia berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda, 'Celakalah orang-orang yang berlebih-lebihan dalam berbuat,' {Beliau mengucapkannya tiga kali}." (HR: Muslim).
Dari Abdullah bin Amr, dia berkata, "Seorang Arab badui datang kepada Nabi SAW, kemudian bertanya kepada beliau tentang wudhu, maka Nabi SAW memperlihatkan padanya tiga kali-tiga kali, lalu bersabda, 'Beginilah cara berwudhu. Barangsiapa melebihkan bilangan tersebut, maka dia telah bertindak buruk atau melebihi batas atau telah berbuat aniaya'.(HR: Ibnu Majjah)
                Dari ayat maupun Hadis diatas sangat jelas bahwa Islam melarang sikap belebih-lebihan termasuk dalam urusan agama dikarenakan akan memberatkan diri seseorang.
Diriwayatakan dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata: "Pada suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk (ke masjid), kemudian Beliau mendapati tali yang diikatkan dua tiang. Kemudian Beliau berkata: "Apa ini?" Orang-orang menjawab: "Tali ini milik Zainab, bila dia shalat dengan berdiri lalu merasa letih, dia berpegangan tali tersebut". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jangan ia lakukan sedemikian itu. Hendaklah seseorang dari kalian tekun dalam ibadah shalatnya dan apabila dia merasa letih, shalatlah sambil duduk ( HR: Bukhari)
Dalam hadis lain 'Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash radliallahu 'anhuma berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Wahai 'Abdullah, apakah benar berita bahwa kamu puasa seharian penuh lalu kamu shalat malam sepanjang malam?" Aku jawab: "Benar, wahai Rasulullah". Beliau berkata: "Janganlah kamu lakukan itu, tetapi shaumlah dan berbukalah, shalat malamlah dan tidurlah, karena untuk jasadmu ada hak atasmu, matamu punya hak atasmu, isterimu punya hak atasmu dan isterimu punya hak atasmu. Dan cukuplah bagimu bila kamu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan karena bagimu setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa dan itu berarti kamu sudah melaksanakan puasa sepanjang tahun seluruhnya". Maka kemudian aku meminta tambahan, lalu Beliau menambahkannya. Aku katakan: "Wahai Rasulullah, aku mendapati diriku memiliki kemampuan". Maka Beliau berkata: "Berpuasalah dengan puasanya Nabi Allah Daud Alaihissalam dan jangan kamu tambah lebih dari itu". Aku bertanya: "Bagaimanakah itu cara puasanya Nabi Allah Daud Alaihissalam?" Beliau menjawab: "Dia Alaihissalam berpuasa setengah dari puasa Dahar (puasa sepanjang tahun), caranya yaitu sehari puasa dan sehari tidak". Di kemudian hari 'Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash radliallahu 'anhuma berkata: "Duh, seandainya dahulu aku menerima keringanan yang telah diberikan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ".( HR: Bukhari)
            Oleh karena itu janganlah suka berlebih-lebihan termasuk dalam urusan agama , karena agama itu mudah tapi ingat jangan samapai mudah-mudahkan.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit). Maka berlakulah lurus kalian, mendekatlah (kepada yang benar) dan berilah kabar gembira dan minta tolonglah dengan Al Ghadwah (berangkat di awal pagi) dan ar-ruhah (berangkat setelah zhuhur) dan sesuatu dari ad-duljah ((berangkat di waktu malam) ". (HR: Bukhari).
Dalam riwayat lain Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mengutus Mu'adz dan Abu Musa ke negeri Yaman dan Beliau berpesan: "Mudahkanlah (urusan) dan jangan dipersulit. Berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari (tidak tertarik) dan bekerja samalah kalian berdua dan jangan berselisih". (HR: Bukhari).
Suatu hari seorang wanita dari Bani Asad bersamaku saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangiku. Lalu Beliau bertanya: "Siapa dia?" Aku jawab: "Si anu, orang yang tidak tidur di waktu malam". Lantas diberitakan kepada Beliau tentang shalat wanita tersebut. Kemudian Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Celakalah kalian, mengapa kalian memaksakan amalan yang kalian tidak mampu? Sungguh Allah tidak bosan (memberi ganjaran) hingga kalian merasa bosan sendiri (jika terlalu memaksakan diri) ".(HR: Bukhari)
Terima Kasih. Semoga bermanfaat Amin yaa robbal ‘alamin
Wallahu a’lam Bishawab
Wassalamu ‘Alaikum Wr. Wb
SUJIMAN, S.Pd.I., M.A
Tulisan yang serupa dapat dibaca dil laman http://sujimanae.blogspot.com atau  facebook Jimmy gaeck.

Tidak ada komentar: